Sabtu, 18 Juli 2009

PENAWARAN DARI HATI

Jayne Fisher dgn cemas memperhatikan putrinya Katie (17 tahun) menarik dombanya ke tempat penjualan Madison County Junior Livestock. Katie saat itu sedang berjuang melawan kanker. Ini adalah kesempatannya yang pertama dalam beberapa bulan untuk keluar bersenang-senang, jauh dari rumah sakit dan perawatan kemoterapi, dan dia telah datang dgn harapan yang begitu tinggi untuk memperoleh uang yang cukup banyak, meskipun sedikit ragu-ragu karena tidak ingin berpisah dari dombanya. Tetapi dgn harga daging domba dua dolar per pon, Katie sangat mengharapkan jauh lebih banyak dari sekedar uang saku. Dia menambatkan dombanya di tengah-tengah agar semua orang bisa melihatnya, dan penawaran pun dimulai.

Saat itulah Roger Wilson, si juru lelang, tiba-tiba memperoleh inspirasi yang mendatangkan hasil yang tidak pernah diduga sebelumnya. “Kita umumkan agar semua yang hadir mengetahui bahwa Katie berada di dalam situasi yang tidak menyenangkan,” begitu cara dia mengatakannya. Dia berharap pidato pembukaannya itu akan meningkatkan penawaran, paling tidak sedikit lebih tinggi.

Nah, domba itu terjual dengan harga $ 11.50 satu ponnya tapi tidak sampai disitu. Pembelinya langsung membayar, lalu memutuskan untuk mem-berikan lagi domba itu kepada Katie sehingga domba itu bisa dijual lagi. Maka dimulailah reaksi berantai. Banyak keluarga membeli domba itu dan memberikannya lagi kepada pemiliknya, begitu terjadi berulang-ulang. Uang yang terkumpul sudah sangat banyak. Penjualan pertama merupakan satu-satunya yang diingat oleh ibu Katie. Setelah itu, dia menangis keras saat orang-orang yang ada disitu berteriak, “Jual lagi! Jual lagi!” Pada hari itu domba Katie terjual 36 kali dengan total harga $ 16.000 plus domba itu masih bersama Katie. Dan Ia bisa membayar biaya pengobatannya.

Sumber: A 4th Chiken Soup for the Soul

NILAI SEBUAH PERHATIAN

Di suatu sudut kota di Amerika Serikat, tinggallah seorang pria tua yang sakit-sakitan. Di tempat itu ada seorang wanita sederhana yang dengan setia merawat pria tua yang dipandang miskin itu. Karena telah tiba waktunya pria tersebut meninggal dan tidak ada seorang pun yang mau datang ke upacara pemakaman pria tersebut, selain wanita muda sederhana dan Pendeta yang memimpin upacara pemakaman. Setelah pemakaman, beberapa pengacara menemui Pendeta yang memimpin pemakaman dan wanita muda tersebut untuk membacakan surat wasiat yang telah dibuat oleh pria tua tersebut, jauh sebelum ia sakit dan akhirnya meninggal. Kabar tentang pembacaan surat wasiat begitu cepat tersiar sehingga dalam waktu singkat banyak orang telah berkumpul di area pekuburan dengan motivasi yang berbeda. Mulai dari sekedar ingin tahu isi wasiat tersebut, atau hanya untuk mencibir, atau karena penasaran, sebab mana mungkin seorang pria miskin bisa meninggalkan wasiat. Sampai pada siapa ahli waris pria tua itu.

Akhirnya, di depan banyak orang, para pengacara membuka segel surat wasiat itu, kemudian membacanya dengan yakin. Semua orang kaget dengan isi surat wasiat tersebut, termasuk wanita muda dan Pendeta tadi. Wasiat itu hanya menunjuk satu ahli waris untuk mewarisi jutaan dolar yang tersimpan di bank milik pria tua yang dianggap miskin oleh kebanyakan orang. Ternyata pria tersebut adalah orang yang kaya.

Saat diwawancarai, wanita muda itu mengaku tidak mengenal pria tersebut, apalagi memiliki hubungan kekeluargaan. Bahkan dia tidak pernah tahu bahwa pria tersebut mempunyai jutaan dolar. Sikap dan tindakannya terhadap pria tersebut semata-mata terjadi karena dorongan dari dalam hatinya untuk membagikan kasih, dan perhatian ketika tidak ada orang yang mau memberikannya pada pria tersebut.

Nah, bagaimana dengan kita? Mungkin kita tidak menerima warisan seperti wanita muda tersebut, namun saat kita memperhatikan dan membagikan kasih kepada orang lain, maka BAPA di surga akan memperhatikan kita.

Sumber: Renungan Talenta, Edisi April 2007

KAKI BESAR - HATI BESAR

Waktu itu hari begitu panas. Tampaknya setiap orang mencari pelepas dahaga, sehingga toko es krim merupakan pilihan yang tepat. Seorang gadis kecil, memegang uangnya erat-erat, memasuki toko itu. Sebelum dia sempat mengucapkan sepatah kata pun, pegawai toko dengan galak menghardiknya untuk segera keluar dan membaca tanda yang terpasang di pintu, dan memintanya untuk tidak memasuki toko sebelum dia memakai sepatu. Perlahan-lahan dia keluar, dan seorang pria bertubuh besar mengikutinya keluar dari toko.

Pria bertubuh besar itu melihat gadis kecil tadi berdiri di depan pintu toko dan membaca tulisan yang berbunyi: “TIDAK MEMAKAI SEPATU DILARANG MASUK” Air mata mulai mengalir di kedua pipinya saat dia berbalik dan mulai berjalan meninggalkan toko itu. Lalu tiba-tiba pria besar tadi memanggilnya. Sambil duduk di pinggir jalan, dia melepas sepatunya yang berukuran dua belas, dan meletakkannya di depan gadis kecil tadi dan berkata,

“Pakailah sepatu saya. Meskipun kamu akan sulit untuk berjalan dengan memakai sepatu ini, tetapi kalau kamu seret kakimu, kamu akan mendapat es krim cone yang kamu inginkan.”

Lalu dia mengangkat gadis kecil itu dan memasukkan kedua kakinya ke dalam sepatunya.

“Santai saja,” katanya lagi, “saya sudah lelah mengajaknya berjalan-jalan, dan rasanya nyaman sekali duduk-duduk disini dan menikmati es krim saya.”

Mata gadis kecil yang bersinar itu sangat menakjubkan saat dia menyeret langkahnya kembali ke toko itu dan memesan es krim cone­-nya.

Pria itu bertubuh besar, memang benar. Perut besar, sepatu besar, tetapi di atas semua itu, dia memiliki hati yang besar pula.


Sumber: A 4th Chiken Soup for the Soul

JIKA YESUS ANAK ALLAH, MENGAPA IA MENYEBUT DIRI-NYA "ANAK MANUSIA"?

Walaupun mungkin terdengar bertentangan, sebenarnya tidak ada pertentangan dalam judul itu. Jika dikaji lebih lanjut dalam Alkitab, sebutan 'Anak Manusia' mempunyai makna yang luas.

Pertama-tama, bahkan ketika sebutan 'Anak Manusia' menunjuk pada kemanusiaan Yesus, itu bukan suatu penyangkalan terhadap Ketuhanan-Nya. Dengan menjadi seorang manusia, Yesus tidak berhenti menjadi Tuhan. Penjelmaan Kristus tidaklah mengakibatkan keilahian-Nya berkurang, tetapi sisi kemanusiaannya ditampilkan. Yesus secara tegas menyatakan dirinya sebagai Tuhan dalam berbagai kesempatan (Matius 16:16,17; Yohanes 8:58; 10:30). Selain keberadaan-Nya yang ilahi, Yesus juga adalah manusia (lihat Filipi 2:6-8). Yesus 100 % Allah dan 100% manusia. Kedua hakekat ini menyatu dalam satu pribadi. Sebagai Allah yang berinkarnasi, ia memiliki sifat-sifat yang hanya dimiliki oleh Allah: Kekekalan (Yoh 8;58; 17:5), Mahahadir (Mat 18:20), Mahatahu (Mat 16:21; Luk 6:8), Mahakuasa (Mat 28:20; Mrk 5:11-15). Ia juga melakukan hal-hal yang hanya dapat dilakukan oleh Allah yaitu pengampunan (Mrk 2:1-12), kehidupan (Yoh 5:21), kebangkitan (Yoh 11:43), penghakiman (Yoh 5:22). Ia juga diberi nama-nama dan gelar-gelar keAllahan yaitu Anak Allah (Yoh 1:1; 20:28; Ibr 1:8), Raja diatas segala Raja dan Tuhan di atas segala tuhan (Why 19:6). Sebagai manusia, Ia mempunyai tubuh manusia (Luk 2:52; Yoh 8:40), Ia mempunyai jiwa dan roh manusia (Mat 26:38; Luk 23:46), Ia mempunyai sifat-sifat seorang manusia (Mat 4:2; Yoh 19:28; Yoh 4:6; Mat 9:36; Yoh 11:35), Ia diberi nama-nama manusia (Mat 8:20; Luk 19:10; Mat 24:27; I Tim 2:5).

Lebih lanjut, Kitab Suci mengungkapkan bahwa Yesus tidak pernah menyangkal keilahian-Nya dengan menyatakan dirinya sebagai Anak Manusia. Istilah anak Manusia justru sebenarnya digunakan dalam Alkitab dalam konteks keilahian Kristus. Sebagai contoh, Alkitab mengatakan bahwa hanya Allah yang dapat menghapus dosa (Yesaya 43:25; Markus 2:7). Tetapi, sebagai 'Anak Manusia', Yesus mempunyai kuasa untuk menghapus dosa, Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa (Matius 9:6; Markus 2:10; Lukas 5:24). Juga, bahwa Kristus akan kembali ke bumi sebagai Anak "Manusia" dengan kemuliaan di atas awan-awan untuk memerintah diatas bumi (Matius 26:63-64). Dalam bagian ini, Yesus menunjuk pada Daniel 7:13 dimana Mesias digambarkan sebagai "Yang Lanjut Usianya," suatu istilah yang digunakan menunjukkan ke-Tuhanan-Nya (lihat juga Daniel 7:9).

Juga ketika Yesus ditanya oleh imam agung apakah Ia adalah 'Anak Allah' (Matius 26:63), Ia menjawab dengan tegas bahwa Ia adalah 'Anak Manusia' yang akan datang dengan kuasa dan kemuliaan yang agung Ayat 64). Ini menunjukkan bahwa Yesus sendiri menggunakan istilah 'Anak Manusia' untuk menyatakan keilahian-Nya sebagai Anak Tuhan.

Akhirnya, istilah 'Anak Manusia' juga menekankan siapakah Yesus dalam hubungan dengan penjelmaan dan karya keselamatanNya. Di dalam Perjanjian Lama (Imamat 25:25-26, 48-49; Ruth 2:20), kaum kerabat (yang berhubungan secara darah) selalu berperan sebagai 'penebus saudara' dari anggota keluarga yang membutuhkan penebusan dari penjara. Yesus menjadi saudara kita 'berdasarkan darah' (yaitu dengan Ia menjelma menjadi manusia) sehingga Ia dapat menjadi Penebus & menyelamatkan ’saudara’-Nya (baca: kita) dari dosa. (dari berbagai sumber)

TABUT PERJANJIAN, HILANG ATAU DITEMUKAN?

Sesuatu yang lama telah menjadi penyelidikan komunitas ahli Kitab Suci tentang keberadaan Tabut Perjanjian, kini dunia mulai menaruh perhatian setelah film berjudul Raiders of the Lost Ark beredar dengan sukses. Sekarang ini terdapat beberapa kemungkinan letak keberadaannya.

Berdasarkan dokumen-dokumen kuno Yahudi, diperkirakan bahwa Tabut ini disembunyikan di Gunung Nebo di tepi sungai Yordan sebelah timur. Wilayah ini merupakan negara Yordania sekarang, tetapi tanpa petunjuk tentang keberadaan Tabut ini.

Ada yang memperkirakan bahwa Tabut ini disembunyikan di sekitar Laut Mati di sebelah barat sungai Yordan. Lokasi ini menjadi perhatian karena dekat dengan situs kuno Qumran tempat dimana Gulungan Laut Mati ditemukan. Di tempat ini dipercaya bahwa Tabut dan artefak lainnya dikubur di salah satu gua suci seperti halnya Gulungan Laut Mati.

Pandangan lain juga mengatakan bahwa Tabut ini berada dibawah Yerusalem, dalam terowongan gua. Ada juga yang memperkirakan lokasinya di situs penyaliban, Gordon Kalvari. The Temple Institute yang berada di kota Yerusalem tua, suatu organisasi Ultra Ortodox Yahudi yang mengabdikan diri untuk merancang dan membangun kembali Kuil Yahudi, mengatakan bahwa Tabut tersebut berada di bawah puncak Kuil, dan mereka percaya bahwa Tabut ini akan timbul saat Kuil Yahudi tersebut dibangun.

Cukup menarik, dalam tesis Raiders of The Lost Ark dikatakan bahwa Tabut ini dibawa dari Kuil oleh Firaun Sisak, tapi pandangan ini tidak populer. Pandangan ini mungkin berasal dari tradisi bahwa Tabut ini terletak di mulut sungai Nil, didataran rendah Mesir.

Pandangan yang mendapat sedikit perhatian sampai dekade yang lalu, sekarang ini dipopulerkan oleh buku The Sign and The Seal: The Quest for The Lost Ark of Convenant, oleh jurnalis Inggris Graham Hancock. Menurut buku ini diperkirakan bahwa Tabut ini dibawa keluar dari Yerusalem kuno pada zaman Raja-raja. Banyak versi dari cerita ini, tapi diperkirakan yang melakukan hal ini adalah putra Sulaiman dari Ratu Sheba. Sekalipun hubungan ini tak disebutkan dalam Alkitab sekalipun disebutkan adanya pertemuan oleh dua Monarki ini (I Raja-Raja 10) dalam tradisi diketahui bahwa Ethiopia diperkirakan menjadi lokasi kuno kerajaan Sheba.

Putra Ratu Sheba diperkirakan bernama Menelik, dikatakan bahwa ia telah membawa Tabut ini ke sana untuk menjaga keamanannya, hal ini menurut kronologi kerajaan Ethiopia. Cerita ini juga berkembang di kalangan Yahudi Hitam Ethiopia atau yang lebih dikenal dengan Falasha. Yahudi hitam ini, yang mempraktekkan Yudaisme, menjadi perhatian duani tatkala pemerintah Israel menerbangkan mereka untuk pembebasan dari penganiayaan politis di tahun 1976.

Asosiasi Riset Alkitab (Associates for Biblical Research) tidak terlibat dalam usaha pencarian Tabut ini. Dapat dikatakan bahwa Tabut ini akan merupakan penemuan terbesar sepanjang masa. Tapi arkeologi bukanlah perburuan harta dan Alkitab tak membutuhkan penemuan Tabut ini untuk membuktikan kebenarannya.

Sumber: Gary Byers of Associates for Biblical Research

APAKAH YESUS KECIL PERGI KE INDIA DAN BELAJAR DARI PARA GURU HINDU?

Banyak diantara penganut New Age (aliran Zaman Baru) menyatakan bahwa sewaktu kanak-kanak Yesus pergi ke India untuk belajar dari para guru agama Hindu. Menurut mereka, Ia kemudian kembali ke Israel dan melakukan mukjizat-mukjizat yang Dia pelajari dari para guru ini, dan menyampaikan ajaran-ajaran yang diperoleh-Nya dari mereka. Pemikiran seperti ini sungguh tidak masuk akal.

Pertama-tama, ajaran Yesus mengenai Allah tidaklah bersifat panteistik ("semua adalah Allah") sebagaimana yang dianut oleh para guru di India.

Yesus tidak pernah mengambil kutipan dari kitab Wedha agama Hindu, tetapi selalu dari Kitab Perjanjian Lama Yahudi yang menganut Yudaisme yang mengenal hanya satu Allah (baca Markus 12:29).

TIDAK ADA bukti sah yang menyatakan bahwa Yesus belajar di India.

Meskipun kitab Injil tidak menggambarkan secara lengkap mengenai masa kecil Yesus, namun ada bukti tidak langsung yang meyakinkan bahwa Ia tetap tinggal di tanah Palestina. Lukas 2:52 meringkaskan kehidupan Yesus sejak berusia 12 tahun: "Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia."

Yesus tentu saja adalah Allah dan juga manusia sekaligus. Sebagai Allah Dia adalah mahatahu (maha-mengetahui) dan maha-bijak; Dia tidak akan "bertambah hikmat-Nya" dari segi keilahian. Dari segi kemanusiaan-Nya, Ia mungkin bertambah hikmat sebagaimana juga dengan kanak-kanak Yahudi lainnya dengan belajar dari Kitab-kitab Perjanjian Lama (Mazmur 1:2) dan dengan belajar dari orang-orang yang lebih tua.

Di lingkungan masyarakat Yesus dikenal sebagai seorang tukang kayu (Markus 6:3) dan anak seorang tukang kayu (Matius 13:55). Adalah merupakan suatu kebiasaan di kalangan masyarakat Yahudi bagi para ayah mengajarkan sesuatu keahlian kepada anak-anak mereka. Yusuf juga tentulah telah mengajarkan Yesus keahlian bertukang karena Ia tinggal tetap di daerah Palestina. Keahlian ini senyatanya mempunyai peranan penting dalam kehidupan-Nya karena beberapa perumpamaan dan ajaran-Nya didasarkan pada pengalaman bertukang itu. Misalnya, Ia mencontohkan mengenai membangun rumah diatas batu dibandingkan dengan diatas pasir (Matius 7:24-27).

Lukas 4:16 adalah kata kunci untuk menolak pemikiran bahwa Yesus pergi ke India. Pada awal tiga tahun pelayanan-Nya, Yesus "datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab." Yesus dibesarkan di Nazaret, bukan India, dan kebiasaan-Nya mengunjungi rumah ibadat (sinagoga), bukan kuil Hindu.

Dalam kisah tersebut selanjutnya, ketika Yesus selesai membaca, "Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: 'Bukankah Ia ini anak Yusuf?'" (Lukas 4:22). Mereka yang berada di rumah ibadat itu mengenal Yesus sebagai penduduk setempat.

Perlu juga dicatat bahwa Yesus membaca dari Kitab Perjanjian Lama. Kitab Perjanjian Lama, yang dihargai oleh Yesus (baca Matius 5:18), yang mengingatkan orang agar menjauhkan diri dari allah-allah dan ajaran agama palsu (Keluaran 20:2-3; 34:14; Ulangan 6:14; 13:10; 2 Raja-Raja 17:35) -- ini tentu mencakup Hinduisme. Perjanjian lama dengan tegas membedakan antara ciptaan dan Sang Pencipta, berbeda dengan ajaran panteisme Timur (Hindu), dan mengajarkan perlunya penebusan, bukan pencerahan.

Sumber : www.cristiananswer.com

SIHIR - APA YANG ALKITAB KATAKAN TENTANG ITU?

Minggu 19 Juli 2009

Pada masa kini, banyak orang mencoba hal-hal yang berbau mistik, seni sihir. Apakah salah jika kita terlibat dalam hal-hal seperti ini? Ya, Alkitab tidak mengizinkan bahkan mencela praktek-praktek sihir seperti itu. Tuhan menciptakan kita dan Dia juga memiliki kita. Dia mempunyai hak untuk mengatur hidup kita. Firman Tuhan mengatakan bahwa praktek sihir adalah bagian dari taktik setan, tipuan dan muslihat iblis, dibuat untuk menyesatkan kita. Setan dan para malaikatnya menjebak untuk menghancurkan kita. Orang Kristen diingatkan untuk "Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara" ( Ef. 6:11-12 ).

Mengenai praktek sihir, bangsa Israel diperingatkan:

"Apabila engkau sudah masuk ke negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, maka janganlah engkau belajar berlaku sesuai dengan kekejian yang dilakukan bangsa-bangsa itu. Di antaramu janganlah didapati seorangpun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, [sebuah praktek sihir kuno], ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati. Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi TUHAN, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu" (Ul. 18:9-12a)

Astrologi/Ilmu perbintangan

Astrologi/Ilmu perbintangan (perkiraan berdasarkan letak planet atau bulan; horoskop; terkadang disebut dengan "mempelajari waktu" di Perjanjian Lama) .
Walaupun Alkitab menguraikan tentang astrologi, tujuannya adalah membuat artinya jelas. Kita tidak boleh percaya pada astrologi atau ramalan. Astrologi adalah bentuk penyembahan berhala kuno yang akan menghancurkan kita. Hidup kita tidaklah ditentukan oleh bintang-bintang atau pergerakan planet-planet. Alkitab memperingatkan untuk menolak ramalan perbintangan (Yer. 10:2; 27:9-10; Daniel 2:1-4; 4:7; 5:7-9) dan berulang kali mengutuk perkumpulan yang menyembah bulan, bulan dan bintang-bintang (atau "dewa-dewa atau setan-setan yang berhubungan dengan mereka") (Ul. 4:19; 17:2-5; 2 Raj. 21:3, 5; Zef. 1:5; Ayb. 31:26-28; Yer. 8:1-2).

Dalam kitab Yesaya, Tuhan dengan sangat marah mengusir bangsa Israel yang melakukan praktek astrologi, "...engkau yang tadinya merasa aman dalam kejahatanmu... Tetapi malapetaka akan menimpa engkau... bencana akan jatuh atasmu... Biarlah orang-orang yang meneliti segala penjuru langit , yang menilik bintang-bintang dan yang pada setiap bulan baru memberitahukan apa yang akan terjadi atasmu!. Sesungguhnya, mereka sebagai jerami yang dibakar api; mereka tidak dapat melepaskan nyawanya dari kuasa nyala api." (Yes. 47:10-14a)

Ilmu sihir, Mantera, Pemikat, Jimat

Penelitian menunjukan bahwa ilmu sihir seringkali adalah tipuan yang curang dan menipu - mujizat palsu. Banyak buku yang telah menulis akan hal ini. Di beberapa contoh, ilmu sihir adalah manisfestasi dari kuasa setan atau hasil dari kerasukan setan (Kis. 16:16). Tentu saja, kuasa setan dan para malaikatnya sangat terbatas dibandingkan dengan Kuasa Tuhan.

Mereka yang mengikuti jalur ilmu sihir berada dalam jalur yang salah - sebuah jalan yang menjauhkan kita dari Tuhan, dan akhirnya akan mengarah kepada kehancuran. Ratu jahat Izebel mempraktekan ilmu sihir (2 Raj. 9:22) yang membawa malapetaka bagi dirinya sendiri dan bangsa Israel. Berulang-ulang kali, Tuhan mencela mereka yang "membaca mantera" (NKJV) dan bagi mereka yang mempraktekan ilmu sihir. Alkitab mengatakan barangsiapa yang melakukan ini, menjijikan dihadapan Tuhan (Ul. 18:10-12; 2 Raj. 21:6; Mik. 5:12; Yes. 47:12; Yeh. 13:18, 20; Kis. 8:11-24; Im. 20:27; Kel. 7:11; Why. 9:21; 22:15).

Tuhan memperingatkan tentang hukuman akhir. Why. 21:8 mengatakan "...mereka yang melakukan ilmu sihir ...tempat mereka adalah di kawah berapi... kematian kedua" (NIV). Mereka yang mempraktekan ilmu sihir tidak akan mewarisi Keraja an Allah (Gal. 5:20-21). Mereka yang mempraktekan adalah orang-orang yang Anti Tuhan dan mereka memberontak melawan Dia. Banyak orang di Efesus kuno mempraktekan ilmu sihir. Kemudian banyak orang yang menjadi Kristen menyadari kesalahan bodoh dari kehidupan lalu merekadan membakar buku sihir yang mahal mereka dan membuangnya (Kis. 19:19).

Alkitab mengatakan bagaimana rasul Paulus berurusan dengan salah satu pendusta ini, seorang penyihir dan nabi palsu yang membuat orang tersesat. "Tetapi Saulus, juga disebut Paulus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap dia, dan berkata: "Hai anak Iblis, engkau penuh dengan rupa-rupa tipu muslihat dan kejahatan, engkau musuh segala kebenaran, tidakkah engkau akan berhenti membelokkan Jalan Tuhan yang lurus itu? Sekarang, lihatlah, tangan Tuhan datang menimpa engkau, dan engkau menjadi buta, beberapa hari lamanya engkau tidak dapat melihat matahari." Dan seketika itu juga orang itu merasa diliputi kabut dan gelap, dan sambil meraba-raba ia harus mencari orang untuk menuntun dia. " (Kis. 13:9-11).

Dewa-dewa, Peramal, Medium, Pemanggilan roh orang mati, Nujum , roh-roh orang mati, ilmu sihir, ahli tenung, "roh penolong"

Alkitab sangat melarang manusia untuk tidak menanyakan kebenaran kepada perantara roh orang mati (Yes. 8:19). Jelasnya, jika mereka yang mempraktekan ilmu sihir ini mempunyai kekuatan (dengan menjadi penipu yang hebat), itu bukan pemberian Tuhan (sebagaimana banyak orang yang salah mengiranya). Alkitab mengutuk dan melarang praktek-praktek ini (Ul. 18:9-14; Yes. 44:25; Yer. 27:9; 2 Raj. 21:6; 23:24). Penyembahan berhala dan pemanggilan roh adalah praktek terselubung dari kekafiran (Yeh. 21:21; Yes. 19:3; 1 Sam. 28). Kitab Suci mengatakan bahwa salah satu alasan mengapa Saul mati "dia bertanya pada seorang pemanggil arwah untuk meminta petunjuk" daripada bertanya kepada Tuhan (1 Taw. 10:13-14).

Alkitab mempunyai beberapa contoh yang menunjukkan kebodohan dan kegagalan dari mereka yang mengakui punya kemampuan untuk meramal masa depan berdasarkan kekuatan mereka sendiri atau roh-roh yang membantu mereka (Dan. 2:27, etc.). Tuhan menyebut para penyembah berhala ini "omong kosong," "pendusta" and "penipu" (Yeh. 13:8; Yer. 14:14; Yeh. 13:3). Apabila ada orang Israel yang melakukan praktek atau menjadi medium, harus dihukum mati (Im. 20:27). Kehadiran seorang medium ditengah-tengah bangsa Israel yang adalah bangsa pilihan Tuhan dianggap sebagai pencemaran (Im. 19:31). Semua praktek-praktek sihir ini menjauhkan kita dari Pencipta kita, Alah yang benar dan hidup.

Mengikuti Pertanda

Kita tidak mencari "pertanda" untuk memimpin hidup kita. Alkitab menegur orang yang melakukan hal ini. Tindakan tersebut tidak berkenan dihadapan Tuhan, bahkan "sangat dibenci" dan merupakan kebodohan (Ul. 18:10-12). Carilah Tuhan dan bimbinganNya yang nyata dalam terang Firman Tuhan. Melakukan hal lain, berarti menipu dirimu sendiri, atau membiarkan setan dan lainnya untuk menipu anda.

Sumber : www.christiananswer.com